PEMBUKA

"Suluhidup" merupakan blog yang berisi tentang tulisan-tulisan firman Tuhan yang semoga dapat menjadi suluhidup bagi masing-masing pembacanya......

Cari Blog Ini

Selasa, 07 November 2017

SUSAHNYA MENGAMPUNI… Oleh: Edisn Siringoringo


Mengampuni adalah sebuah kata yang sangat sulit buat dilaksanakan sama semua manusia didunia ini. Entah apa sebabnya kita tidak pasti tahu apa itu. Banyak kejadian hidup yang menyebabkan perselisihan diantara kita manusia, atau lebih jelas diantara kita bersaudara, kita berkeluarga, kita berteman. Sebelum kita bicara lebih banyak tentang hal memaafkan ini lebih baik kita lebih dulu bicara dengan singkat akan dijelaskan tentang perselisihan atau pertengkaran. Perselisihan adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang muncul dari suatu kesalahpahaman akibat dari suatu pembahasan yang tidak menemukan titik temu sebagai kesepakatan untuk dijalankan bersama. Wedew…..pasti langsung mencret menghapalnya, ribet banget ya pengertiannya. Ok deh kita persingkat. Perselisihan adalah kesalahpahaman, titik. Kalau dipikir-pikir sebenarnya inti yang menyebabkan perselisihan atau salah paham tersebut adalah egoisme (sikap egois) dari masing-masing orang yang terlibat perselisihan. Sifat gak mau mengalah. Masing-masing mengganggap diri benar dan orang lain pasti salah. Sebenarnya tidaklah demikian, bagus kalau kita menanggap diri kita benar  tetapi belum tentu juga orang lain salah. Jadi ada baiknya masing-masing orang menahan diri dan bersikap dewasa menghadapi permasalahan. Egoisme juga muncul akibat harga diri yang terlalu tinggi. Seandainya sifat egoisme dan harga diri tidak dibawa-bawa dalam pembahasan sesuatu mungkin perselisihan tidak terjadi. Bak kata orang jawa kalau masing-masing menanamkan sikap legowo satu dengan lainnya maka hal ini tidak akan terjadi. Inilah realitas orang yang berselisih, awalnya beda pendapat, lalu saling hujat, kemudian marah dan saling diam bahkan sampai mendendam. Nah ini dia masalah yang sebenarnya, “mendendam”. Kalau sudah sampai pada tahap ini berarti tiba pada puncaknya manusia cari-cari masalah. Kalau sudah mendendam maka kita sudah bisa tahu langkah berikutnya yakni sakit hati dan mulai mencari cara untuk menyakiti lawan yang kita benci. Waw… iblis menang besar kalau sudah begini. Mau tahu cara apa aja yang dilakukan?, awalnya sih menyindir, lalu memfitnah, kemudian merencanakan kejahatan seperti ingin memberi pelajaran dengan menghajar, menyiksa bahkan sampai tega membunuh. Bayangkan…., hanya karna membela harga diri, hanya karna tersinggung perasaan sampai menghilangkan nyawa orang lain. Wow….. dahsyat sekali pengaruh sakit hati ini. Sebenarnya tanpa kita sadari inilah kerjaan iblis yang ingin memporak porandakan hubungan kita dengan Tuhan dengan menghilangkan perasaan kasih dan menghidupkan gelora amarah, kebencian dan dendam dalam diri kita. Seandainya sedari awal masalah, atau seandainya kita selalu menyertakan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita, dalam setiap perkara kita maka kasih Tuhan akan selalu menyertai kita dan sudah barang tentu cara-cara yang kita gunakan dalam menghadapi permasalahan adalah cara-cara Tuhan yaitu, sabar, rendah hati dan mengasihi.
Permasalahan juga sering kita dapati ditengah-tengah lingkungan social kita seperti disekolah (antar siswa), dirumah (antar anggota keluarga), ditempat kerja, dimana saja dapat memungkinkan timbulnya perselisihan dan permasalahan. Jadi jelasnya disegala sisi kehidupan mungkin untuk terjadi masalah. Berarti dengan kata lain kita tidak bisa menghindar dari permasalahan. Kalau sudah begini lantas apa yang bisa kita lakukan, menerima dan bergelut dengan masalah, memupuk kebencian, dendam dan sakit hati?. Kalau mau cepat mati silahkan lakukan semua itu. Kemampuan kita untuk mengatasi masalah , permusuhan, rasa benci, dendam dan sakit hati bukan hanya bicara tentang sifat baik, surga dan neraka tapi juga tentang kesehatan.
Coba kita bayangkan, inilah realitas tentang memelihara permusuhan, sakit hati, dendam dan rasa benci dari sudut pandang kesehatan. Semua itu akan menimbulkan penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi, stress, stroke, magh, dll penyakit yang lain. Nah dari sudut pandang religiusnya, ya kita mencoba untuk mengikuti kedagingan kita, memenangkan iblis dalam perkara rohani kita. Tuhan Yesus tidak mengajarkan kita untuk mendendam, membenci, marah, sakit hati. Malahan kita diajarkan untuk tidak cepat marah, memaafkan kesalahan orang lain dengan tanpa ada batasan. Matius 21: Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?
22Yesus berkata kepadanya: Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
            Pertanyaannya adalah, betapa sulitnya memaafkan orang lain. Hal ini akan dimungkinkan jika kita tidak melihat siapa diri kita, jika kita tidak mengukur kualitas kerohanian kita, dan jika kita sudah menganggap bahwa kita dalah orang yang paling benar, yang tidak pernah berbuat salah. Ada jurus jitu untuk kita dimampukan memaafkan orang lain. Ketika kita disakiti, kita merasa disepelekan, kita merasa direndahkan, kita merasa diremehkan, kita merasa dikhianati, kita akan ingin marah dan melampiaskan kekesalan serta kemarahan kita, ada baiknya beri sedikit waktu untuk diri sendiri bertanya kepada diri kita apakan kita pantas untuk marah, apakah kita tidak pernah salah, khilaf?. Jika tidak pernah, maka saya akan mendukung anda juga untuk marah. Tapi jika kita pernah berbuat khilaf dan salah maka sebaiknya memaafkan adalah jalan yang terbaik untuk kehidupan rohaniah kita. Jangan menghakimi dengan pikiran dan perbuatan kita, masih ingat ketika seorang perempuan perjinah yang akan dilempari dengan batu oleh orang-orang farisi?. Saat itu Tuhan Yesus hanya berkata: Jika ada diantara kamu yang tidak pernah berbut dosa hendaklah dia yang pertama melemparinya dengan batau. Jadi jika kehidupan rohani kita tidak dinodai oleh perbuatan salah dan khilaf, hendaklah dia yang pertama  dan dipantaskan untuk marah. Tetapi jika tidak, hendaklah kita memaafkan karena dosa kita sudah terlebih dahulu diampuni dan dimaafkan oleh Tuhan Yesus Juru Selamat kita.

SUKSES DUNIA AKHIRAT Oleh : Edison Siringoringo


Sukses merupakan impian semua orang, tak satu manusiapun menginginkan hidupnya hancur dengan segudang kegagalan demi kegagalan. Semua ingin sukses, namun sayang sukses dunia saja. Kita tak pernah berpikir bahwa keadaan dunia dan rohaniah saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lain. Sukses tidaklah datang begitu saja, tidak jatuh dari langit tanpa ada sebabnya. Beberapa cerita orang sukses duniawi mengatakan bahwa kesuksesan yang diraihnya atas kerja keras dan usaha yang dilakukannya selama ini. Memang benar bahwa usaha yang kita lakukan turut membantu pencapaian kesuksesan kita tapi itu hanya sekian persen saja dan sebagai penentunya hanya restu dari Tuhan. Mungkin ada pertanyaan bagaimana dengan orang yang hidupnya diluar Kristus?, toh mereka sukses semua gak perlu doa ke Tuhan Yesus; gak perlu minta keTuhan Yesus tapi sukses. Ya betul tapi suksesnya Cuma sukses duniawi tidak sukses surgawi. Satu hal yang perlu kita tahu bahwa Kasih Tuhan berlaku untuk semua manusia. Gak dibatasi manusianya yang begimana, gak lihat umur, jenis kelamin, agama, status, dll. Tuhan tidak menciptakan yang tua aja, laki-laki aja, islam atau Kristen aja, yang kaya aja, bukan..bukan itu. Tuhan menciptakan manusia tanpa embel-embel duniawi seperti itu. Dengan kasihNya Tuhan menciptakan MANUSIA. Burung saja Dia pelihara, bunga bakung saja Dia beri warna yang indah, apalagi manusia. Untuk urusan sukses dunia memang oke tapi untuk surgawi, nanti dulu…..Hanya saja sangat disayangkan jika kita melulu ngurusi urusan duniawi saja dan mengkesampingkan urusan akhirat.
Pernahkah kita berpikir bahwa yang terjadi dalam hidup kita adalah suatu kebetulan atau semata – mata karna usaha kita sendiri. Kita ambil satu contoh, jika kita menanam pohon apel, maka untuk mendapatkan buah apel kita harus membuat usaha untuk membuatnya berbuah. Memang betul, saya sependapat bahwa kita harus menanam bibitnya, menyiraminya, memupuknya, merawatnya, memberi pupuk buah dan daun agar cepat dan berbuah baik. Akan tetapi satu hal yang sering kita lupakan bahwa kita tak dapat menentukan masa depan buah apel tersebut apakah akan hidup, mati, berbuah, kena hama, dan lain sebagainya. Walaupun kita telah memupuknya, telah menyiraminya atau jelasnya kita telah merawatnya dengan baik, semua itu bukanlah jaminan untuk dapat menentukan masa depan pohon apel tersebut. Kadangkala kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Saya hanya bisa memberi satu jawaban bahwa masa depan buah apel tersebut apakah harus bertumbuh, layu, bertumbuh tidak berbuah, berbuah tapi tidak baik buahnya, bertumbuh dan berbuah banyak dan baik, dll, telah ditentukan jauh sebelum apel itu ditanam. Ada yang mengaturnya demikian, apa….?, yang pasti bukan kita. Ada sesuatu kekuatan yang mengaharuskannya demikian. Apakah itu…..?, kuasa Tuhan.
Sama halnya dengan hidup kita bahwa seluruh umat manusia mendambakan kesuksesan bahkan berusaha sekuat tenaga melakukan apa saja untuk meraihnya, mulai dari sekolah dasar sampai sarjana, membuat diri banyak pengetahuan dengan belajar, mendapat prestasi belajar yang baik dll. Sekarang mari kita lihat, apakah semuanya mendapatkan kesuksesan….?, apakah kita mempunyai kuasa untuk meletakkan kesuksesan itu ditangan kita?. Rasanya tidak, finally…ada yang sukses dan ada yang tidak. Lantas apa yang membuat demikian….?. pernahkah kita mengalami atau saudara atau keluarga atau sahabat atau siapa saja yang kita kenal dan tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi diluar kehendak kita?. Atau ada sesuatu kejadian yang kita tidak sangka-sangka terjadi dalam hidup kita atau mereka?. Saya hanya punya satu alasan bahwa apapun yang terjadi dalam hidup kita  bahwa semua itu telah ada yang mengaturnya yaitu Tuhan dan jalan hidup kita telah diatur bahkan jauh sebelum kita ada dan kita hanya tinggal menjalaninya saja. Tidak ada yang kebetulan dalam hidup, mungkin ada dari kita yang tidak memepercayai ini tetapi inilah rahasia Tuhan dalam hidup kita. Lantas apakah jalan hidup yang sudah disuratkan dapat diubah…?, ya dapat…..dengan iman, kasih dan pengharapan seperti yang akan dibahas dalam tulisan ini.
Sebelum kita bicara lebih jauh kearah sana ada baiknya kita terlebih dahulu mengenal hidup kita didunia ini. Kehidupan didunia ini hanya sebagai tempat ujian bagi kita untuk memperoleh kehidupan abadi diakhirat nanti. Kenapa saya katakan demikian?, karena dunia ini hanya sementara saja. Buktinya, tanaman tumbuh lalu layu dan mati. Binatang lahir tumbuh dan mati (ada yang mati karna sakit, mati sendiri dan mati karna dimakan manusia), tembok atau gedung sekokoh apapun akan runtuh, kayu sekuat apapun akan rapuh dan bukti lain lagi adalah bahwa manusia mempunyai batas hidup yang kita sebut usia. Setelah manusia mati maka kemana tujuan berikutnya?, apa selanjutnya?, apa manusia itu akan lenyap selamanya…, tidak ada kelanjutan ceritanya lagi….?. salah…..cerita masih berlanjut. Menurut alkitab manusia terdiri dari dua unsur, unsur daging dan unsur roh. Daging hanya ada, hanya berlaku, hanya hidup, didunia saja. Setelah itu daging akan lenyap kembali menjadi debu kembali ke-asal mula penciptaan seperti yang diceritakan oleh alkitab. Sementara roh akan kembali ke-Sang Pencipta untuk dimintai pertanggungjawaban perbuatannya bersama daging selama hidup didunia. Jadi jika kita sadar bahwa dunia ini sebagai tempat untuk menguji roh kita dari keinginan-keinginan daging atau duniawi. Jika kita sukses mengalahkan keinginan daging maka sukses rohania sudah pasti menjadi milik kita dan surga sebagai upahnya, tetapi jika gagal……sudah pasti neraka sebagai pelabuhan akhir roh kita.
Sayang sekali…. manusia hanya memfokuskan diri untuk sukses secara duniawi saja tanpa memperhatikan kebutuhan rohaninya. Manusia berlomba lomba mendapatkan harta dan kekayaan, menempuh cara apa saja untuk meraihnya, Cara halal maupun bukan halal adalah cara yang lazim untuk digunakan.  Padahal seandainya kita sadar bahwa harta itu sangat bersifat sementara, sebenarnya harta yang kita peroleh hanya untuk membantu kita hidup selama dalam pengujian didunia ini, karena setelah kita mati maka harta tersebut akan tinggal karena tempatnya hanya didunia saja. Harta digunakan untuk membeli makanan sebagai pemuas nafsu makan kita saja, padahal kalau kita sadar makanan enak atau tidak enak, makanan mahal atau murah, pasti berujung dibuang kedalam kloset. Sukses juga hanya didefenisikan sepihak saja hanya untuk kepentingan duniawi. Bahkan jika seseorang sukses secara rohaniawi tidak dianggap sebagai suatu kesuksesan,
Realitas kehidupan manusia ada yang kaya dan ada yang miskin dimana masing – masing telah disuratkan dan diberi tugas dan tanggung jawab masing-masing. Untuk orang kaya, Tuhan dengan keras mengingatkan bahwa betapa sulitnya orang kaya masuk kedalam kerajaan surga bahkan lebih mudah gajah masuk kedalam lubang jarum daripada orang kaya masuk kedalam kerajaan surga (mat 19:23-24). Alasan sangat sesuai karena mereka telah kaya upah secara duniawi dan minim upah surgawi. Semakin banyak hartanya semakin susah untuk memberi atau menjalankan perintah Tuhan (mat 6:19-21). Semakin banyak harta semakin ia diperbudak oleh harta dan lagipula cara dalam mendapatkan harta selalu dilakukan dengan cara-cara diluar jalan Tuhan. Bagaiamana dengan nasib simiskin?. Yang miskin sangat minim harta duniawi tetapi mereka dijamin oleh Tuhan untuk memiliki kerajaan surga. Ini jaminan tanpa syarat karena Tuhan sendiri mengatakan berbahagialah kamu yang miskin dihadapan Tuhan karena kamu akan mewarisi kerajaan surga. Jamninan ini berlaku bagi orang-orang yang tabah dalam kemiskinannya. Kata tabah sendiri berarti walaupun miskin tetapi tetap dijalan Tuhan. Sebenarnya kenapa harus ada batasan yang tegas antara miskin dan kaya….?. jawabannya sangat sederhana semua itu ada untuk menggenapi pekerjaan Tuhan. Yang kaya dijinkan untuk kaya untuk melihat apakah kekayaan yang dimilikinya diarahkan untuk kemuliaan Tuhan atau kepada hal yang lain yang juga bersifat duniawi yang sifatnya hanya memuaskan diri sendiri. Yang miskin memang diijinkan Tuhan sebagai tempat pelaksanaan tugas dan kewajiban orang kaya. Kalau mereka tidak ada, atau semua manusia adalah orang yang kaya harta, lantas kemana orang kaya akan mewujudkan kasih mereka. Jadi sudah sepantasnya jika masing-masing tahu tugas dan tanggungjawab serta hak masing-masing sesuai firman Tuhan maka akan terjadi keseimbangan dengan hasil akhir sesuai dengan yang diinginkan Tuhan yaitu membawa manusia kembali ketaman Eden atau surga yang Tuhan sediakan bagi umatNya. Nah sekarang muncul lagi pertanyaan…., apakah keadaan ini bisa berubah sementara diatas tadi sudah jelas dikatakan bahwa jalan hidup kita telah tersurat atau disuratkan Tuhan sebagaimana adanya. Bisakah jalan itu dibelokkan….?. jawabnya bisa!, dengan konsekwensi terjadi perubahan tugas dan tanggung jawab serta haknya yaitu yang kaya mengayomi yang miskin dan yang miskin digunakan Tuhan sebagai alat untuk orang kaya menjalankan kewajibannya. Dengan apa, bagaimana caranya?. Dengan firman dan perintah Tuhan juga. Iman, kasih dan pengharapan. Ini berlaku untuk sikaya dan simiskin, sama saja. Iniah kunci kesuksesan yang kita bicarakan diawal. Iman, kasih dan pengharapan. Yang kaya lakukan ini pasti masuk surga. Yang miskin melaksanakan ini maka pasti jadi kaya dan melakukan tugasnya sebagai orang kaya sesuai firman, maka pasti masuk surga. (Kalau mau tetap miskin juga gak apa-apa, yang penting dijamin Tuhan untuk masuk surga). Jadi terpeliharalah keduanya, sikaya dan simiskin.
Mari kita lihat satu persatu kunci sukses ini.
1.    Iman
Menerima Jesus sebagai Tuhan, menjadikan Tuhan Jesus sebagai pegangan hidup dan melakukan segala pekerjaan dengan jalan Tuhan dan demi nama Tuha Yesus, berdoa agar setiap usaha yang dilakukan diberkati oleh Tuhan dan percaya Tuhan Yesus akan membantu dan mengabulkan semua keinginannya,(mat 7:7-14). Dalam Markus 11-24-26 Tuhan Yesus mengatakan:  Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
2.    Kasih
Ingat…., inti dari kedatangan Tuhan kedunia ini adalah kasih jadi ini sangat penting. Alkitab mengatakan iman tanpa kasih adalah hampa, kosong dan mati. Kasih adalah perwujudan dari iman yang dapat kita lihat dari perbuatan-perbuatan kita yang sesuai dengan perintah Tuhan. Dan inilah kunci kegagalan orang kaya untuk masuk kerajaan surga dan kunci kegagalan orang miskin untuk menjadi kaya (mat 19:16-26). Jika ini dijalankan makan yang kaya akan masuk surga semakin melengkapi dan menyempurnakan kesuksesannya dan jika ini dijalankan oleh simiskin maka sama nasibnya seperti sikaya. Dan jika status sudah berubah maka tugas dan tanggungjawabpun berubah pula secara otomatis. Jadi jelas salah yang dikatakan oleh rhoma irama dalam lagunya bahwa yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Kunci ini aplikasinya ada pada nats alkitab ketika yesus memberi perumpaan tentang kerajaan surga (Mat 25:31-46). Disana dikatakan bahwa pada akhir jaman semua orang yang melakukan perintah Tuhan akan diletakkan dibagian kanan untuk masuk kedalam surga. sedangkan yang tidak melaksanakan perintah Tuhan diletakkan disebelah kiri untuk dibuang kedalam neraka dan disana akan terdengar erangan dan kertak gigi. Tuhan Yesus mengatakan bahwa untuk yang disebelah kanan bisa masuk kerajaan surga karena ketika Aku lapar kamu memberi Aku makan, ketika Aku haus kamu member Aku minum, ketika Aku telanjang kamu memberi Aku pakaian, ketika Aku orang asing kamu memberi Aku tumpangan, ketika aku sakit kamu melawat Aku dan ketika Aku didalam penjara kamu mengunjungi Aku. Inilah inti dari kasih, jika kita melakukan semua ini maka hidup kita akan diubahkan dan berkat Tuhan akan mengalir atas hidup kita dan keluarga kita. Gak usah jauh-jauh untuk aplikasi nats ini, gak usah jauh-jauh nyari orang miskin. Mari kita mulai dari keluarga kita. Dalam sebuah keluarga tidak semuanya bernasib baik. Jadi bagi saudara yang berkelimpahan, bantulah anggota keluarga yang kekurangan. Dan sebaiknya hal ini dilakukan seperti dalam nats mat 6:1-4. Mengenai apa yang hendak kita makan, pakai Tuhan juga sudah mengingatkan kita agar jangan khawatir mengenai itu walaupun secara jelas Tuhan mengigatkan kita bahwa sebelum semua itu digenapi dalam hidup kita maka kita terlebih dahulu diharuskan mencari kerajaan Allah terlebih dahulu baru semuanya itu akan ditambahkan dalam kehidupan kita. Seain itu ada beberapa hal yang membuat kesuksesan urung untuk mendekati kita yaitu ketidakmampuan kita untuk menjalankan perintah Tuhan terutama bagi orang kaya. Tuhan Yesus mengatakan, jangan menolak orang yang meminta kepadamu, jangan meminta kepada orang yang mengambil darimu. Jika bajumu diambil berikan juga jubahmu dan ini sangatlah sulit rasanya menjalankannya. Sebab dimana hartamu berada disitu hatimu berada artinya sayang harta sehingga sulit memberi.
3.    Pengharapan
Tetaplah berpengharapan kepada Tuhan, jangan putus asa karena keputus asaan hanya milik iblis yang mencoba memutuskan hubungan kita dengan Tuhan. Orang putus asa tidak akan melakukan apa-apa, orang putus asa akan menghujat Tuhan seolah-olah Tuhan tidak peduli dengan nasib kita. Salah……tanggapan itu sangat salah, Tuhan sangat peduli dalam setiap keadaan kita, dalam setiap detik hidup kita tak pernah ditinggalkannya. Berpengharapanlah selalu pada Tuhan, percayalah…..kau pasti mendapatkannya. Jika orang berpengharapan pada Tuhan maka dia akan setia menanti jawaban setiap doa yang kita hanturkan. Ingat….tidak ada yang sia-sia ketika kita meminta padanya. Seperti dalam alkitab dikatakan (mat 7:7-11) siapa yang meminta akan menerima, siapa yang mencari akan mendapat, siapa yang megetuk pintu akan dibukakan. dan percaya bahwa semua yang kamu doakan pasti dijawab Tuhan dan semua yang kamu lakukan pasti berhasil. Pasti…….
Jadi kesimpulan untuk hidup sukses dunia dan akhirat adalah:
1.    Percaya pada Yesus Kristus bahwa Dia akan membantu kita
2.    Menjalankan perintah Tuhan terutama tentang memberi makan, minum, tumpangan, melawat orang sakit, mengunjungi orang dipenjara dan semua itu Tuhan katakan sebagai orang hina (orang miskin)
3.    Dan tetap berpengharapan kepada Tuhan Yesus dengan meminta melalui doa-doa kita dan jangan pernah putus asa. Percayalah…….
 Sekarang tergantung kita memilih jalan, semua Tuhan serahkan pada kita untuk memilih. Bukankah semuanya ada dalam alkitab dalam missi Tuhan kedunia ini bahkan NyawaNya sendiri sebagai taruhannya untuk menyampaikan firman itu?, Apakah itu semua adalah kebohongan….?, tidak…., sebab itu adalah untuk menggenapi missi Tuhan yaitu mengembalikan manusia yang diciptakanNya dengan kasih itu ketaman Eden yang Dia siapkan pada awal penciptaan manusia yaitu surga yang abadi. Selain itu Tuhan tidak ingin manusia yang Dia kasihi itu didapatinya dalam kesusahan karena itu Dia menyampaikan segala sesuatunya didalam firmanNya yang terdapat dalam alkitab dan kita tinggal menjalankannya saja. Sekarang terserah kita……., semua tergantung kita!. Mat 22:34-40

JANGAN BUANG UPAHMU.... Oleh: Edison Siringoringo


Syalom saudaraku dalam Tuhan kita Yesus Kristus yang oleh pengorbanannya kita telah terbebas dari alam maut dan hidup dalam kasih karunia.

Hidup kita bukanlah hanya sekedar menjalani hidup tanpa tujuan yang sebenarnya bahwa hidup kita ini akan berakhir sebab daging tidaklah abadi hanya roh yang abadi. Untuk hidup abadi banyak hal yang harus kita penuhi agar layak masuk kedalam kekekalan yang sebenarnya yakni hidup bersama-sama dengan Allah Bapa, Yesus Kristus dalam surga yang telah disiapkan bagi mereka yang berkenan dan layak masuk kesana. Tidak ada yang percuma bagi Tuhan, semua ada maknanya, semua yang kita lakukan tidak aklan berakhir sia-sia. Doa yang kita haturkan, pengharapan yang kita sampaikan kepada Allah kita tidak akan pernah sia-sia. Tuhan mendengarnya, Tuhan mengetahuinya dan percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah membiarkan doa itu, pengharapan kita itu terucap dengan sia-sia. Suatu saat dengan waktu dan pertimbangan Tuhan pasti doamu akan terjawab, pasti harapanmu akan terkabul. Kita hanya cukup percaya dan bersabar.......
Hidup kita ini bukanlah melulu hanya menjalankan kegiatan duniawi kita. Seandainya kita sadar bahwa semua ini hanya ujian. Daging tidaklah kekal atau abadi hanya roh yang ada dalam diri kita saja yang kekal. Kita telah jatuh dalam dosa sejak Adam melanggar perintah Allah, sejak manusia pertama kehilangan kemuliaannya oleh hanya karena ketidaksetiannya terhadap perintah Allah. Manusia Adam telah kehilangan simpati dari Allah namun kasih Allah tetap sama dulu, sekarang dan yang akan datang. Karena kasihNyalah kita masih ada sampai saat ini, karena kasihNyalah kita memperoleh kasih karunia melalui Allah yang ada dalam diri Tuhan Yesus. Saudaraku yang terkasih dalam Kristus Yesus, Allah ingin agar kita kembali ke-Eden ciptaannya yang dulu dihuni oleh manusia Adam karena itu dia rela mati, dia rela meninggalkan keTuhananNya hanya untuk mengembalikan kita kedalam Firdaus atau Eden yang telah Dia siapkan untuk semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus.
Secara mutlak untuk mendapatkan keselamatan haruslah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat serta percaya bahwa Dia telah mati dan bangkit serta naik kesurga kepangkuan Bapa disurga. Tuhan Yesus berkata: “ Akulah jalan, kebenaran, dan hidup tidak ada yang sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Aku”. Banyak orang yang tidak memahami arti kembali kepangkuan Bapa disurga yang seolah-olah bahwa Tuhan itu telah kehilangan keEsaanNya. Seolah-olah Tuhan orang kristen lebih dari satu padahal yang sebenarnya adalah Ia kembali dari kodratnya sebagai manusia ke-hakekat Allah sebagai Tuhan. Tak cukup hanya menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, masih ada hal yang penting untuk dipahami bahwa tugas selanjutnya adalah menjalankan seluruh perintah atau ajaran yang telah disampaikan oleh Tuhan Yesus selama Dia menjadi manusia sebagai ucapan syukur kita atas penebusan yang Tuhan Allah berikan melalui kematianNya. Perintah itu juga mengandung upah bagi pelakunya. Upah yang dimaksud dalam hal ini bukanlah upah surga atau neraka, bukan itu, tetapi upah yang akan kita terima disurga nanti. Jangan ragu saudaraku, ketika kita percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan yang sebenarnya maka saat itu juga nama kita telah tercatat sebagai penghuni surga, tercatat sebagai warga masyarakat surga. Lagipula Tuhan memberikan segalanya atas kehendakNya dengan percuma termasuk orang-orang yang akan menerima kasih karunia dariNya.
Upah tersebut akan diberikan saat kita masih didunia ini yaitu berupa berkat yang melimpah dari Allah Bapa agar kita tidak mengalami kekurangan saat hidup didunia pada masa pencobaan ini. Dan upah yang lain yang akan diterima oleh anak-anak Allah adalah upah SURGAWI. Upah sendiri berarti suatu imbalan yang diterima setelah melakukan suatu kegiatan baik yang bersifat barang (spt uang, benda lain), maupun jasa (spt ucapan terimakasih, atau pujian). Besarnya upah sendiri berbeda-beda sesuai dengan bentuk pekerjaan yang dilakukan, banyaknya pekerjaan yang dilakukan (Kwantitas), beratnya pekerjaan yang dilakukan (bersifat Kwalitas), lamanya pekerjaan yang dilakukan (Intensitas). Semakin banyak, berat dan lama pekerjaan itu dilakukan maka semakin besar upah yang didapatkan. Dalam istilah bisnis, semakin besar resiko dalam pekerjaan maka semakin besar pula upah yang akan diterima. Namun tidaklah se-ekstrim demikan pada pekerjaan-pekerjaan dalam perintah Tuhan. Dalam menjalankan perintah Tuhan disadarkan bahwa semua yang kita lakukan ada upahnya dari Allah Bapa kita.
Adapun jenis-jenis upah yang kita peroleh dari perbuatan kita adalah:
1.       Upah dari manusia berupa balasan perbuatan dan juga bentuk pujian
2.       Upah dari Allah
a.   Upah limpahan berkat selama kita hidup didunia
b.   Upah surgawi (masuk surga)
Didalam injil Matius hal ini jelas dikatakan bahwa semua perbuatan kita ada konsekwensinya yaitu berupa upah.
Baiklah saya akan mencoba untuk bersama-sama kita pahami tentang kesimpulan dari injil Matius pasal 6 yang telah saya paparkan diatas dan bagaimana hubungannya terhadap perilaku realitas kita didunia ini.
1.  Bahwa perbuatan yang dimaksudkan untuk mendapatkan upah kita lebih fokus kepada kegiatan menjalankan kewajiban agama seperti: memberi sedekah, berdoa, berpuasa, dan mengampuni sesama. Coba kita pikirkan atau jelasnya kita ingat kembali atau flashback tentang perilaku kita yang menurut injil matius sangat bertentangan dengan perintah Tuhan. Coba kita ingat-ingat pernahkan kita menjalankan kegiatan menjalankan kewajiban agama kita seperti ini berdoa teriak-teriak didepan orang banyak bukan pada tempatnya, berdoa dirumah makan, diwarung bakso dan tempat makan lainnya, acara ibadah rumah tangga dimana pemilik rumah sengaja membuat acara dengan makanan mewah agar dilihat dan dipuji  orang. Tak dapat dipungkiri bahwa secara harfiah atau mendasar semua itu kita lakukan hanya untuk menonjolkan diri dan berupaya menarik perhatian orang lain dengan harapan mendapatkan pujian. Hidup ini tidak melulu bicara soal duniawi dan ini yang sering kita lupakan bahwa masih ada soal rohani yang perlu kita benahi. Seperti yang saya singgung diatas bahwa segala tindakan kita ada konsekwensinya, kita bicara soal sebab akibat. Kita juga secara tidak langsung, secara tidak sadar berbuat dengan memikirkan sebab akibat, untung rugi, salah atau benar tindakan itu dilakukan. Hanya saja Tuhan Yesus telah mengingatkan kita bahwa untuk mendapatkan upah rohanimu hendaknya kamu belum mendapatkan upah apa-apa dari duniawimu. Jika kita sudah mendapatkan balasan berupa pujian atau lainnya maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari Tuhan atas kebaikan yang kita lakukan tersebut karna kita sudah mendapatkan upah berupa pujian dari sesama kita manusia.
Inilah faktanya seperti dalam injil matius pasal 6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
Jadi jika ingin mendapatkan upah dari Tuhan Yesus maka sebaiknya kita tidak mengharapakan upah apa-apa dari dunia ini. Berbuatlah agar kita tidak mendapatkan upah dari manusia tetapi berusahalah untuk dunia tidak mengetahui perbuatan baik kita agar kita mendapatkan upah dari Allah Bapa kita disurga.
a.  Memberi sedekah
Maksud dari kata memberi sedekah adalah memberi sesuatu kepunyaan kita atau yang kita miliki untuk orang lain langsung kepada yang membutuhkan atau melalui organisasi atau badan yang akan menyalurkan pemberian kita tersebut kepada orang yang membutuhkan seperti persembahan digereja, perpuluhan kita kepada Tuhan melalui gereja, atau sumbangan kebadan-badan sosial seperti panti asuhan, jompo dll.
Sebenarnya inti sedekah adalah pemberian yang dilakukan atas dasar ucapan syukur kepada Tuhan atas berkat yang diberikan kepada kita dan dorongan kasih kepada sesama yang membutuhkan dengan niat yang tulus dan ikhlas kita memberi dari kepunyaan kita kepada orang lain.
Coba kita ingat-ingat pernahkan kita berbuat seperti ini:
-   Memberi sedekah pada pengemis dipinggir jalan, didepan gereja
-   Memberi persembahan digereja dengan memperlihatkan jumlah nominalnya agar dilihat orang
-   Memberi persepuluhan dengan menuliskan nama pribadi atau keluarga kita pada amplop pembungkusnya agar nama dan jumlah nominal uang yang kita perpuluhkan  diumumkan keras-keras pada minggu berikutnya?.
-   Memberi sumbangan bagi panti asuhan atau janda-janda atau usia lanjut dengan menulis besar-besar nama kita atau keluarga kita diamplop pembungkusnya atau bahkan membuat acara agar dilihat dan diketahui orang-orang?.
-   Memberi sumbangan bencana alam dengan menuliskan nama besar-besar?
-   Memberi makan janda-janda atau yatim piatu dengan memberitakannya dimedia cetak atau elektronik.
Saya mau tanya kepada kita, satu pertanyaan untuk mewakili semua perbuatan itu. Apa motivasi kita melakukan semua itu....?. kalau menurut saya hanya satu kata untuk menjawab pertanyaan itu yaitu, PUJIAN......... Tak ada yang lain, kalaupun ada jawaban lain itu saya pribadi menganggapnya sebagai spekulasi atau jawaban menghindarklan diri dari celaan. Saya pernah membicarakan situasi tentang persembahan dan perpuluhan atau sumbangan dalam bentuk lain digereja dengan ipar saya. Saya menyatakan kalau sebaiknya kita tidak perlu mencantumkan nama kita untuk kegiatan tersebut. Tetapi saat itu saya mendapatkan jawaban yang menurut saya adalah jenis jawaban spekulasi yakni agar dana kita yang kita berikan lebih mendapat pengawasan, agar dana kita dan orang lain yang juga mencantumkan nama, tidak dimanfaatkan oleh orang-orang untuk kepentingan pribadi. Ada banyak dosa yang kita ciptakan jika kita berpikiran yang sama dengan jawaban itu. Pola pikirnya seperti ini, jika kita memberi dengan tidak menonjolkan diri, dengan tidak mengharapkan kelak mendapatkan upah dari dunia ini melalui pujian dan balasan tinadakan kita, jika kita memberi dengan memusatkan pikiran bahwa pemberian kita itu sebagai ucapan syukur kita atas berkat Tuhan, maka bukanlah urusan kikta lagi mau diapakan, mau dikemakan, mau dibuat apa pemberian kita itu. Karena kita menujukan pemberian itu kepada Tuhan maka semuanya itu sudah menjadi urusan Tuhan. Sama seperti kita jika kita diberi uang maka urusan kita mau dikemakana uang tersebut. Enak hatikah kita jika kita diberi uang tapi kita diurusi atau diarahkan tentang penggunaannya?. Jika ada pengurus gereja, atau pendeta yang menggunakan uang kita untuk keperluan pribadi, ini merupakan urusannya secara pribadi dengan Tuhan bukan urusan kita lagi. Masak kerjaan Tuhan mau kita kerjai juga....?. Sebab semua orang mempunyai hubungan secara vertikal dengan Tuhan. Jadi mulai sekarang JANGAN NGURUSIN ORANG, urus aja diri sendiri. He...he.....
Mengapa demikian?, inilah faktanya seperti dalam injil matius
pasal 6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. 6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
b.    Berdoa
    Doa adalah satu-satunya sarana untuk berhubungan dengan Tuhan. gak perlu repot-repot datangi suatu tempat hanya untuk berbicara dengan Tuhan. kapan dan dimana saja kita bisa berhubungan, berbicara, berkomunikasi dengan Tuhan. Tapi dengan cara-cara yang benar dan Tuhan sudah mengajarkan itu. Bagaimana yang benar. Ingat kesimpulan dari seluruh pembicaraan ini adalah sebaikmya semua dilakukan dengan intim. Jangan diketahui oleh orang lain. Jangan dilihat oleh orang lain.
Coba kita ingat-ingat pernahkan kita saat berdoa seperti ini:
-    Berdoa keras keras, teriak teriak seperti orang kesurupan dengan atau tanpa maksud agar dilihat orang atau agar dipuji orang kalau kita sedang berdoa, kita orang yang suci, orang beriman, bla…bla…bla
-    Berdoa ditempat-tempat umum, seperti makan bakso, makan mi goring, makan nasi dirumah makan, dsb.
-    Berdoa berlama-lama, mengucapkan doa panjang lebar seolah olah menggurui Tuhan, seolah olah Tuhan itu kekuatannya sama seperti kekuatan kita manusia yang serba terbatas. Saking panjang itu doa sampai-sampai mulut kering dan pecah-pecah kena dehidrasi karena banyak mengeluarkan air liur dan uap air dari pernafasan.
Jangan lagi lakukan itu, dalam Matius 6:5 dikatakan : "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. 6:8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
c.   Berpuasa
Coba kita ingat-ingat pernahkan kita seperti ini kala kita berpuasa:
Orang Kristen juga berpuasa sama seperti agama lain walaupun tujuannya agak sedikit berbeda. Mungkin sebagai persamaannya dengan agama lain bahwa berpuasa itu untuk menahan hawa nafsu, melatih diri untuk menahan diri, walaupun tujuan untuk menyucikan diri itu adalah tujuan yang sangat sulit untuk diterima. Seolah olah dengan berpuasa dosa kita akan diampuni atau dibersihkan padahal penyucian diri itu bagi orang Kristen itu hanya ada didalam diri Yesus Kristus Tuhan kita. Yesuslah yang menyucikan kita dari dosa dengan pengorbanannnya dikayu salib. Selain itu berpuasa juga digunakan untuk dapat berbicara dengan Tuhan secara langsung dan juga untuk dapat menggunakan kuasa Tuhan dengan perantaraan diri kita. Jadi kita harus membersihkan diri kita karena kita berhadapan dengan Tuhan yang suci.
Tuhan menasehati kita dalam injil Matius agar kita jangan menjadi orang yang munafik jika ingin mendapatkan upah disurga (Bukan upah untuk masuk surga tapi upah kita disurga sebab Allah telah menjamin orang-orang yang percaya kepadaNya melalui Yesus Kristus untuk masuk kedalam kerajaan surgaNya). Kemunafikan yang bagaimana yang Tuhan Yesus maksudkan dalam Nats Matius?. Tuhan menginginkan kita untuk sungguh-sungguh berpuasa dengan tujuan memahami pengorbanan Yesus dikayu salib, memahami bahwa Allah itu adalah suci dan kita haruslah menyucikan diri dihadapanNya. Artinya jangan ada tujuan yang didramatisir, yang diplesetkan hanya untuk mendapatkan penghargaan dan pujian dari sesame kita manusia. Ingat jika sudah mendapatkan pujian dari manusia maka kita tidak akan mendapatkan upah dari Tuhan sebab pujian yang kita terima adalah upah yang sudah kita terima. Tidak ada orang yang melakukan satu pekerjaan tetapi mendapatkan dua upah sekaligus. Jadi tinggal pilih saja, mau upah dari manusia atau dari Allah. Kalau mau upah dari manusia berarti puasanya harus diperlihatkan kepada manusia. Puasanya dikata katain kesemua  orang, mukanya dikusut kusuti, rambutnya diacak acakin, bibirnya dikering keringi, tampilannya diloyo loyoin, mukanya dijelek jelekin (eh yang ini benaran jelek bukan dijelek-jelekin. He….he… canda ya biar gak tegang), supaya ditanya orang terus kita menjawab bahwa kita sedang berpuasa terus orang yang nanya akan memuji baik secara lisan maupun dalam hati. Matius 6:16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Apapun caranya baik pujian melalui kata – akata maupun dalam hati itu tetap kategori pujian. Terus bagaimana seharusnya?. Biasanya sesuatu yang dilakukan dari hati, dengan niat yang tulus, sebaiknya gak perlu orang lain tau. Tuhan juga bilang hendaknya apa yang dilakukan tangan kananmu jangan sampai diketahui oleh tangan kirimu. Didalam injil Matius 6: 17-18 Tuhan Yesus mengajarkan
Matius 6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, Matius 6:18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.