HAL
BERPUASA
(Matius 9 : 14 – 17)
Oleh: Edison Siringoringo
Dulu
saya tidak mengerti nats yang terkandung dalam Matius 9 : 14 – 17 ini, lalu
saya meminta kepada Tuhan Yesus untuk Bimbingan Roh Kudus menjelaskan artinya
dan berkat kasihNya inilah yang saya dapat dari Tuhan kita Yesus Kristus.
Mungkin ada beberapa dari kita yang sama seperti saya tidak memahaminya dan
Tuhan ingin kita semua memahami arti nats itu dan dapat mengaplikasikannya
dalam keidupan kita. Sebab Tuhan ingin kita mempunyai dasar yang kuat yaitu
mendengarkan firmanNya dan melaksanakannya. Ini merupakan rahasia spektakuler
dari Allah Bapa kita, rahasia yang harus diungkapkan bagi manusia yang dia
kasihi yang mendengar dan melaksanakan firmanNya.
Baiklah
kita mulai saja. Banyak makna yang tersirat dari kata berpuasa yang bila
disimpulkan secara umum berarti
BERPANTANG. Simpulannya memang singkat, cuma satu kata tapi pengertiannya atau
maknanya sangat bervariasi. Mulai dari berpantang makan, minum, berpantang
melakukan ini dan itu serta berpantang berupa menahan diri untuk melakukan
sesuatu. Berpuasa sendiri banyak dilakukan orang dengan alasan atau motivasi
yang berbeda - beda pula. Ada yang berpuasa karena ajaran agama tertentu, ada
yang berpuasa karena kepercayaan tertentu, ingin mendapatkan sesuatu yang
mustahil menjadi mungkin, dan lain lain, bla…bla…bla. Apapun makanannya,
minumnya…….(akh tidak usah dilanjutkan karena saya tidak dibayar produsen untuk
iklan produknya, he….he). Maksud saya
apapun alasannya, motivasinya, berpuasa dilakukan karna alasan tertentu yang
nantinya diharapkan membawa suatu perubahan dalam hidup dan kehidupan manusia.
Bagi
kita orang Kristen sebagai pengikut Kristus, hendaknya lebih memahami dan
memagari motivasi kita agar lebih mengarahkannya kepada Tuhan kita Yesus
Kristus. Bagi agama lain atau kepercayaan lain motivasi dasarnya adalah
menyucikan diri untuk suatu pencapaian/ maksud tertentu. Tetapi bagi kita
pengikut Kristus berpuasa adalah mendapatkan/ menggunakan berkat Tuhan melalui
kuasaNya untuk memperlihatkan bagaimana Allah bekerja atau melakukan pekerjaan
Allah. Melalui orang yang berpuasa Kuasa Allah bekerja untuk membantu manusia
mengatasi permasalahan hidup yang begitu kompleks. Dengan Kuasa ini menyadarkan
manusia betapa besar Allah Bapa kita yang sanggup menyelesaikan semua perkara
kita. Puasa merupakan media sikap untuk kita mendapatkan kuasa Allah.
Meningalkan kebiasaan kita untuk jangka waktu tertentu seperti Tidak makan dan
minum, tidak melakukan suatu kegiatan spt biasanya merupakan bentuk kerelaan
sikap dan kesiapan kita untuk melakukan pekerjaan Allah. Inilah rahasia itu
yang Tuhan telah bukakan yang telah dia sampaikan lebih dari dua ribu tahun
yang lalu seperti yang terdapat dalam alkitab pada Matius 9 : 14 – 17.
Beginilah Firman Tuhan :
14Kemudian datanglah murid-murid
Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa,
tetapi murid-murid-Mu tidak?”
15Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah
sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?.
Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu
itulah mereka akan berpuasa.
Ketika Tuhan kita Yesus Kristus ada
didunia ini bersama-sama dengan kita manusia tepatnya lebih dari dua ribu tahun
yang lalu kita tidak berduka cita karena Tuhan turun tangan membantu manusia
untuk menyelesaikan segala permasalahan kita. Tuhan menggunakan kuasanya untuk
membantu kita. Orang buta Tuhan buat bisa melihat, orang bisu Tuhan buat bisa
bicara, Tuhan sembuhkan segala penyakit, Tuhan mengusir setan dari orang yang
kerasukan, Tuhan membangkitkan orang mati, Orang lumpuh Tuhan buat berjalan,
Tuhan mengabulkan banyak permohonan, dan banyak lagi pertolongan Tuhan pada
masa itu. Setelah Tuhan Yesus mati, dan naik kesurga disitulah kita berdukacita
karena kita harus melakukannya sendiri dengan menggunakan kuasanya. Menggunakan
kuasanya tidaklah semudah yang kita pikirkan, kita hendaklah suci sama seperti
Dia yang suci. Kuasa yang besar itu yang dapat menyelesaikan perkara itu
berasal dari seseorang yang suci jadi kesucian adalah kunci penggunaan kuasa
Tuhan. Jelasnya adalah Kuasa itu berasal dari kesucian jadi siapapun yang hendak
menggunakan kuasa itu haruslah dari orang yang suci atau menyucikan diri.
Bagaimana cara kita menyucikan diri…..?, ya BERPUASA……. Hendaklah kita berpuasa
karena puasa sebagai jembatan kita untuk mendapatkan ijin Tuhan dalam melakukan
pekerjaanNya.
16Tidak seorangpun menambalkan
secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain
penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.17Begitu
pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena
jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong
itupun hancur.
Tidak
seorangpun dapat melakukan pekerjaan Allah selain Tuhan Yesus sendiri sewaktu
Tuhan Yesus melakukan tugasnya didunia ini sebab kuasa itu ada dan bersumber
dari Tuhan sendiri dan Tuhan berikan pada manusia setelah Ia pergi agar
pekerjaan Tuhan dapat dilakukan manusia dengan menggunakan kuasanya.
Tetapi
anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan
demikian terpeliharalah kedua-duanya.”
Kuasa Allah
hanya dapat digunakan oleh Tuhan Yesus sendiri dan dapat digunakan oleh manusia
dengan ijin Allah/Tuhan yesus sendiri (ijin didapat dengan berpuasa) setelah
Yesus naik kesurga meninggalkan dunia ini dengan demikian nama Allah semakin
dipermuliakan sehingga terpeliharalah keduanya yaitu kuasa Allah dan pengguna
kuasa Allah sama – sama terpelihara. Terpujilah nama Tuhan, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar