PEMBUKA

"Suluhidup" merupakan blog yang berisi tentang tulisan-tulisan firman Tuhan yang semoga dapat menjadi suluhidup bagi masing-masing pembacanya......

Cari Blog Ini

Selasa, 07 November 2017

SUSAHNYA MENGAMPUNI… Oleh: Edisn Siringoringo


Mengampuni adalah sebuah kata yang sangat sulit buat dilaksanakan sama semua manusia didunia ini. Entah apa sebabnya kita tidak pasti tahu apa itu. Banyak kejadian hidup yang menyebabkan perselisihan diantara kita manusia, atau lebih jelas diantara kita bersaudara, kita berkeluarga, kita berteman. Sebelum kita bicara lebih banyak tentang hal memaafkan ini lebih baik kita lebih dulu bicara dengan singkat akan dijelaskan tentang perselisihan atau pertengkaran. Perselisihan adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang muncul dari suatu kesalahpahaman akibat dari suatu pembahasan yang tidak menemukan titik temu sebagai kesepakatan untuk dijalankan bersama. Wedew…..pasti langsung mencret menghapalnya, ribet banget ya pengertiannya. Ok deh kita persingkat. Perselisihan adalah kesalahpahaman, titik. Kalau dipikir-pikir sebenarnya inti yang menyebabkan perselisihan atau salah paham tersebut adalah egoisme (sikap egois) dari masing-masing orang yang terlibat perselisihan. Sifat gak mau mengalah. Masing-masing mengganggap diri benar dan orang lain pasti salah. Sebenarnya tidaklah demikian, bagus kalau kita menanggap diri kita benar  tetapi belum tentu juga orang lain salah. Jadi ada baiknya masing-masing orang menahan diri dan bersikap dewasa menghadapi permasalahan. Egoisme juga muncul akibat harga diri yang terlalu tinggi. Seandainya sifat egoisme dan harga diri tidak dibawa-bawa dalam pembahasan sesuatu mungkin perselisihan tidak terjadi. Bak kata orang jawa kalau masing-masing menanamkan sikap legowo satu dengan lainnya maka hal ini tidak akan terjadi. Inilah realitas orang yang berselisih, awalnya beda pendapat, lalu saling hujat, kemudian marah dan saling diam bahkan sampai mendendam. Nah ini dia masalah yang sebenarnya, “mendendam”. Kalau sudah sampai pada tahap ini berarti tiba pada puncaknya manusia cari-cari masalah. Kalau sudah mendendam maka kita sudah bisa tahu langkah berikutnya yakni sakit hati dan mulai mencari cara untuk menyakiti lawan yang kita benci. Waw… iblis menang besar kalau sudah begini. Mau tahu cara apa aja yang dilakukan?, awalnya sih menyindir, lalu memfitnah, kemudian merencanakan kejahatan seperti ingin memberi pelajaran dengan menghajar, menyiksa bahkan sampai tega membunuh. Bayangkan…., hanya karna membela harga diri, hanya karna tersinggung perasaan sampai menghilangkan nyawa orang lain. Wow….. dahsyat sekali pengaruh sakit hati ini. Sebenarnya tanpa kita sadari inilah kerjaan iblis yang ingin memporak porandakan hubungan kita dengan Tuhan dengan menghilangkan perasaan kasih dan menghidupkan gelora amarah, kebencian dan dendam dalam diri kita. Seandainya sedari awal masalah, atau seandainya kita selalu menyertakan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita, dalam setiap perkara kita maka kasih Tuhan akan selalu menyertai kita dan sudah barang tentu cara-cara yang kita gunakan dalam menghadapi permasalahan adalah cara-cara Tuhan yaitu, sabar, rendah hati dan mengasihi.
Permasalahan juga sering kita dapati ditengah-tengah lingkungan social kita seperti disekolah (antar siswa), dirumah (antar anggota keluarga), ditempat kerja, dimana saja dapat memungkinkan timbulnya perselisihan dan permasalahan. Jadi jelasnya disegala sisi kehidupan mungkin untuk terjadi masalah. Berarti dengan kata lain kita tidak bisa menghindar dari permasalahan. Kalau sudah begini lantas apa yang bisa kita lakukan, menerima dan bergelut dengan masalah, memupuk kebencian, dendam dan sakit hati?. Kalau mau cepat mati silahkan lakukan semua itu. Kemampuan kita untuk mengatasi masalah , permusuhan, rasa benci, dendam dan sakit hati bukan hanya bicara tentang sifat baik, surga dan neraka tapi juga tentang kesehatan.
Coba kita bayangkan, inilah realitas tentang memelihara permusuhan, sakit hati, dendam dan rasa benci dari sudut pandang kesehatan. Semua itu akan menimbulkan penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi, stress, stroke, magh, dll penyakit yang lain. Nah dari sudut pandang religiusnya, ya kita mencoba untuk mengikuti kedagingan kita, memenangkan iblis dalam perkara rohani kita. Tuhan Yesus tidak mengajarkan kita untuk mendendam, membenci, marah, sakit hati. Malahan kita diajarkan untuk tidak cepat marah, memaafkan kesalahan orang lain dengan tanpa ada batasan. Matius 21: Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?
22Yesus berkata kepadanya: Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
            Pertanyaannya adalah, betapa sulitnya memaafkan orang lain. Hal ini akan dimungkinkan jika kita tidak melihat siapa diri kita, jika kita tidak mengukur kualitas kerohanian kita, dan jika kita sudah menganggap bahwa kita dalah orang yang paling benar, yang tidak pernah berbuat salah. Ada jurus jitu untuk kita dimampukan memaafkan orang lain. Ketika kita disakiti, kita merasa disepelekan, kita merasa direndahkan, kita merasa diremehkan, kita merasa dikhianati, kita akan ingin marah dan melampiaskan kekesalan serta kemarahan kita, ada baiknya beri sedikit waktu untuk diri sendiri bertanya kepada diri kita apakan kita pantas untuk marah, apakah kita tidak pernah salah, khilaf?. Jika tidak pernah, maka saya akan mendukung anda juga untuk marah. Tapi jika kita pernah berbuat khilaf dan salah maka sebaiknya memaafkan adalah jalan yang terbaik untuk kehidupan rohaniah kita. Jangan menghakimi dengan pikiran dan perbuatan kita, masih ingat ketika seorang perempuan perjinah yang akan dilempari dengan batu oleh orang-orang farisi?. Saat itu Tuhan Yesus hanya berkata: Jika ada diantara kamu yang tidak pernah berbut dosa hendaklah dia yang pertama melemparinya dengan batau. Jadi jika kehidupan rohani kita tidak dinodai oleh perbuatan salah dan khilaf, hendaklah dia yang pertama  dan dipantaskan untuk marah. Tetapi jika tidak, hendaklah kita memaafkan karena dosa kita sudah terlebih dahulu diampuni dan dimaafkan oleh Tuhan Yesus Juru Selamat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar